![]() |
Pesona Embung Ngelangeran |
Yogyakarta
Menyimpan sebuah keindahan wisata Embung Nglanggeran, itulah nama tempat di
Gunung Kidul yang menawarkan pemandangan-pemandangan indah. Dibuat dengan
"memenggal" sebuah bukit yang bersisian dengan Gunung Api Purba
Nglanggeran, embung atau telaga buatan ini mengkonservasi air dari berbagai sumber
seperti mata air dan air hujan dengan menampungnya di atas perbukitan
Nglanggeran, Patuk, Gunung Kidul.
Embung ini
dilapisi oleh geomembran. Geomembran berbahan polymer lembaran yang relatif
tipis ini terbuat dari lapisan geotextile. Air tidak akan meresap bocor dengan
lapisan geomembran satu ini, karena lapisan ini terbuat dari aspal yang
disemprot secara terus menerus sehingga kedap air. Geomembran di kebun buah
Nglanggeran memiliki kekuatan 100 tahun. Fungsi geomembran menampung air selama
musim hujan datang, mengingat tempat ini intensitas hujan lebih sering. Sebagai
langkah persediaan air saat musim kemarau. Mengingat saat musim kemarau air
relative sulit.
Bagaikan
cawan air raksasa, embung yang berukuran sekitar 60×60 meter ini bagaikan
keajaiban kecil dari sebuah bukit berbatu yang dulu dianggap mati menjadi
sebuah tempat yang menyenangkan hati. Cantik dan eksotik, itulah Embung
Nglanggeran.
Dibuka dan
diresmikan pada 19 Februari 2013 oleh Sultan Hamengku Buwono X, tempat ini
sebenarnya bernama resmi "Kebun Buah Nglanggeran" karena
diproyeksikan sebagai kebun buah. Durian, kelengkeng, rambutan adalah sebagian
jenis buah yang rencananya akan dikembangkan di area ini. Namun keberadaan
kolam air raksasa di puncaknya membuat nama Embung Nglanggeran lebih dikenal.
Petunjuk arah menuju tempat ini pun menggunakan nama Embung Nglanggeran
dibanding nama sebenarnya.
Setelah
menaiki anak tangga yang cukup tinggi, Embung Nglanggeran akan menyajikan
"dua lukisan" yang sangat kontras. Di satu sisi ini memiliki
"tembok" berupa barisan bongkah batu berukuran raksasa yang menjadi
bagian dari Gunung Api Purba Nglanggeran. Sementara di sisi lainnya tempat ini
seperti berada tepat di bawah atap langit. Awan-awan yang menggantung di
atasnya membuat pemandangan di tempat ini menjadi tak biasa untuk sebuah puncak
bukit yang kering. Hamparan tanah berbatu dengan pepohonan hijau yang mulai
tumbuh seakan mengajak mata membaca sebuah harapan akan kehidupan baru di
beberapa sudut Gunung Kidul yang dahulu kering.
0 comments:
Post a Comment